Waktu penyembelihan kurban adalah tanggal

Waktu penyembelihan kurban adalah tanggal

A. 10-13 Zulhijjah

Penjelasan:

Waktu penyembelihan hewan kurban adalah setelah salat Idul Adha alias tanggal 10 Dzulhijjah hingga terbenamnya matahari tanggal 13 Dzulhijjah (hari tasyrik yang terakhir). Jadi, waktunya selama empat hari, yaitu tanggal 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah.

atau

Jawaban:

penyembelihan hewan qurban biasanya di laksanakan pada hari raya idul adha,waktunya yaitu 4 hari hari idul adha dan tiga hari sesudahnya.waktu penyembelihan sampai tenggelamnya matahari pada hari ke empat,yaitu pada tanggal 13 Dzulhijjah.

semoga bermanfaat^^

atau

Jawaban:

Waktu penyembelihan hewan kurban adalah setelah salat Idul Adha alias tanggal 10 Dzulhijjah hingga terbenamnya matahari tanggal 13 Dzulhijjah (hari tasyrik yang terakhir). Jadi, waktunya selama empat hari, yaitu tanggal 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah.Begitu pula tatkala beliau sedang melaksanakan ibadah haji, beliau menyembelih hewan al-hadyu di di tempat beliau berada, yaitu Makkah dan Mina. Diriwayatkan dari Jabir radhiallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

نَحَرْتُ هَهُنَا وَمِنَى كُلُّهَا مَنْحَرٌ فَانْحَرُوا فِي رِحَالِكُمْ

“Aku menyembelih di sini, dan Mina semuanya adalah tempat penyembelihan. Hendaklah kalian menyembelih di rumah-rumah kalian.” (HR. Muslim, no. 1218 dan 149)

Tidak dinukil dari beliau dan para sahabatnya satu haditspun yang shahih bahwa mereka mengirimkan hewan al-hadyu ke kota Madinah atau tempat lainnya untuk disembelih di sana. Begitu pula beliau tidak mengirimkan hewan qurban saat di Madinah ke kota Makkah atau yang lain untuk disembelih di sana.

Adapun yang sering terjadi di masa kini, yaitu adanya sebagian kaum muslimin yang yang mentransfer sejumlah uang ke sebuah wilayah untuk dibelikan hewan qurban dan disembelih di sana, merupakan tindakan yang menyelisihi Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Baca juga  Surah Al-Kafirun diturunkan di kota?

Adapun menyembelih qurban di tempat domisili, kemudian membagikan dagingnya ke luar wilayah, maka hal tersebut diperbolehkan bila wilayah dia tidak ada lagi yang menerima atau jumlah daging sangat melimpah.

Inilah fatwa ulama masa kini, di antaranya adalah Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam banyak karyanya, seperti Syarh Bulughul Maram (6/73), Liqa`at Babil Maftuh (1/128, 2/58-59, 85-87). Juga Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi dalam Fathur Rabbil Wadud (1/372-373), Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan sebagaimana dalam Al-Muntaqa min Fatawa Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan (3/113-116). Lihat Fatawa Ramadhan (hal. 919-922) oleh Asyraf bin Maqshud.

Penulis juga pernah bertanya langsung via telepon kepada Syaikhuna Abdurrahman Al-‘Adani hafizhahullah wa syafah, terkhusus masalah ini. Dan beliau menjawab sebagaimana yang telah diuraikan di atas dan menyebutkan fatwa Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah.

Di antara perkara yang akan luput bila qurban disembelih di tempat lain adalah:

Ibadah qurban sebagai upaya taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah l dan syi’ar Islam tidak terasa di keluarga pelaku atau masyarakatnya. Padahal inilah sisi terpenting dalam ibadah qurban.

Syariat menyembelih dengan tangan sendiri seperti yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau diwakilkan serta dia menyaksikannya, akan terluput.

Syariat untuk memakan sebagiannya dan menyimpan sebagiannya juga akan luput.

Wallahu a’lam bish-shawab.